Namaku
Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan
dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
Malam itu
aku melangkah naik ke ruang kerja suami. Maunya nanya soal rencana dinner sama kliennya. Suami minta aku ikut
menemani, jadi aku musti atur jadwal. Ternyata di ruangan tidak aku temukan dia.
Namun, aku temukan ada kertas tergeletak di meja. Rupanya sebuah undangan
resepsi pernikahan. Ada nama suami tertera disana, lengkap dengan gelar. Dahiku
berkerut. Ini buat besok, tapi kok suami nggak ada bilang apa-apa, pikirku.
Maka
lanjut aku mencari suami, sambil membawa undangan itu. Aku temukan dia di
halaman belakang. Sibuk di depan laptop. Pindah kerja ternyata. Kebiasaan
suami, kalau lagi jenuh ada di ruang kerjanya. Duduk kemudian aku di
sebelahnya.
“Pa, ini
undangan apa sih?”
Pandangan
suami beralih dari layar laptop. “Oh, itu undangan dari temen lama, dia nikah.”
“Temen
papa yang mana nih?”
“Yang
cewek.”
“Temen
apa ‘temen’? Kok mama nggak pernah denger namanya?”
Mendengar
itu suamiku langsung tersenyum. Dia meminggirkan laptop, dan meminta aku duduk
dipangkuannya. Sudah hapal dia dengan ekspresi penuh selidik itu. Musti
dipeluk, agar tekukan di wajahku tidak semakin menguat.
“Rumit tau
Ma, ceritanya...”
“Nggak peduli.
Terus?” Wajahku masih menekuk. Suamiku kembali tersenyum.
“Mama,
masih inget sama Indri kan?”