Senin, 26 Februari 2018

Cerita Suami


Namaku Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
Malam itu aku melangkah naik ke ruang kerja suami. Maunya nanya soal rencana dinner sama kliennya. Suami minta aku ikut menemani, jadi aku musti atur jadwal. Ternyata di ruangan tidak aku temukan dia. Namun, aku temukan ada kertas tergeletak di meja. Rupanya sebuah undangan resepsi pernikahan. Ada nama suami tertera disana, lengkap dengan gelar. Dahiku berkerut. Ini buat besok, tapi kok suami nggak ada bilang apa-apa, pikirku.
Maka lanjut aku mencari suami, sambil membawa undangan itu. Aku temukan dia di halaman belakang. Sibuk di depan laptop. Pindah kerja ternyata. Kebiasaan suami, kalau lagi jenuh ada di ruang kerjanya. Duduk kemudian aku di sebelahnya.
“Pa, ini undangan apa sih?”
Pandangan suami beralih dari layar laptop. “Oh, itu undangan dari temen lama, dia nikah.”
“Temen papa yang mana nih?”
“Yang cewek.”
“Temen apa ‘temen’? Kok mama nggak pernah denger namanya?”
Mendengar itu suamiku langsung tersenyum. Dia meminggirkan laptop, dan meminta aku duduk dipangkuannya. Sudah hapal dia dengan ekspresi penuh selidik itu. Musti dipeluk, agar tekukan di wajahku tidak semakin menguat.
“Rumit tau Ma, ceritanya...”
“Nggak peduli. Terus?” Wajahku masih menekuk. Suamiku kembali tersenyum.
“Mama, masih inget sama Indri kan?”