Namaku
Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan
dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
Sudah hampir
sepuluh menit aku duduk di ruang tunggu bandara. Di kedatangan internasional,
tepatnya. Malam itu ramai sekali. Di layar informasi penerbangan, terlihat
kalau ada tiga pesawat landing berbarengan.
Salah satunya pesawat yang ditumpangi Fariz. Dia datang dari Malaysia. Sebenarnya
kedatangan dia terkait bisnis dengan suamiku. Namun, Fariz minta ke suamiku agar
aku yang menjemput. Bisa langsung kutebak maksud permintaannya itu.
Duduk
sendiri, ada saja satu dua lelaki yang iseng menyapa. Biasalah sok kenal sok
deket. Aku senyumin saja. Untungnya mereka tak bertingkah aneh-aneh. Rombongan
penumpang pun mulai berdatangan. Beranjak aku dari kursi untuk mendekat. Tidak
lama, terlihat sosok Fariz melambai ke arahku. Aku pun balas melambai.
“Makasi
banget loh Dit, mau repot-repot jemput.” Fariz tersenyum. Dia lalu mencium pipi
kanan dan kiriku.
“Nggak
apa-apa,” sahutku singkat.
“Hendra
nggak ikut?” Jelas ini adalah pertanyaan retoris.
Kan mereka sudah kontak sebelumnya. Mungkin juga ingin memastikan. Aku jawab
dengan gelengan kepala.
Kemudian kami
sudah berkendara dalam mobil. Fariz menawarkan diri untuk menyetir. Kupikir akan
langsung ke hotel, ternyata dia ngajak mampir.
Ke sebuah cafe punya teman buat ngilangin
jetlag, kata Fariz. Suami sempat menelpon aku. Menanyakan apakah aku sudah bertemu
Fariz. Aku serahkan saja telepon ke Fariz, agar mereka bisa berbincang.