Senin, 06 Juni 2016

Kamar Hotel


Namaku Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
Mobilku melaju pelan masuk parkiran basement sebuah hotel berbintang. Hari itu aku semobil dengan Andre, keponakanku. Dia datang ke kantorku untuk meng-upgrade software beberapa komputer. Kebetulan satu teknisi kantorku cuti, dan satu lagi harus bertugas ke kantor cabang lain. Daripada memanggil teknisi luar, lebih baik kuberdayakan keponakan sendiri. Bayarannya murah, cukup traktiran makan. Malah terkadang cukup sekedar ciuman. Namun, justru bayaran terakhir ini yang paling disukai Andre. Tadi pagi dia diantar teman, sehingga pulangnya nebeng mobilku. Tentu saja dia yang mengemudi. Buat apa ada tenaga muda kalau disia-siakan.
Kami memang mampir ke sebuah hotel, tapi jangan salah sangka dulu. Bukan niatku mengajak keponakanku bermesum ria disana. Seorang nasabah menelpon sejam lalu. Dia mendadak harus ke bandara, dan tidak bisa mampir ke kantorku. Berkas yang harus ditandatangani terpaksa harus kuantar sendiri. Beruntung dia menghubungi mendekati jam pulang. Sehingga setelah urusan ini, aku tidak perlu kembali lagi ke kantor.
“Kamu tunggu sebentar disini ya, tante nggak lama kok.”
Dijawab Andre dengan anggukan. Dia lalu memilih duduk di salah satu sudut lobi hotel. Kulihat dia mengeluarkan ponsel dari saku. Semoga dia nyaman ada di sana, harapku. Aku tahu Andre tipe pemalu. Apalagi kalau berada di ruang publik. Dia kurang bisa bergaul dengan orang-orang baru. Namun kalau sudah akrab, dia sebenarnya anak yang ramah.
“Ting!” Pintu lift terbuka. Aku keluar dan melangkah sepanjang koridor. Kucari nomor kamar yang tadi dikirim ke ponselku.
Saat kutemukan, kutekan tombol bergambar bel. Pintu pun terbuka. Muncullah seorang laki-laki seumuranku. Tersenyum lebar dia saat melihatku. Dia adalah Reza, sahabatku di kampus dulu. Dan kini adalah nasabah prioritas baruku.