Namaku
Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan
dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
Mobilku melaju
pelan masuk parkiran basement sebuah
hotel berbintang. Hari itu aku semobil dengan Andre, keponakanku. Dia datang ke
kantorku untuk meng-upgrade software beberapa
komputer. Kebetulan satu teknisi kantorku cuti, dan satu lagi harus bertugas ke
kantor cabang lain. Daripada memanggil teknisi luar, lebih baik kuberdayakan
keponakan sendiri. Bayarannya murah, cukup traktiran makan. Malah terkadang
cukup sekedar ciuman. Namun, justru bayaran terakhir ini yang paling disukai
Andre. Tadi pagi dia diantar teman, sehingga pulangnya nebeng mobilku. Tentu saja dia yang mengemudi. Buat apa ada tenaga
muda kalau disia-siakan.
Kami
memang mampir ke sebuah hotel, tapi jangan salah sangka dulu. Bukan niatku mengajak
keponakanku bermesum ria disana. Seorang nasabah menelpon sejam lalu. Dia
mendadak harus ke bandara, dan tidak bisa mampir ke kantorku. Berkas yang harus
ditandatangani terpaksa harus kuantar sendiri. Beruntung dia menghubungi
mendekati jam pulang. Sehingga setelah urusan ini, aku tidak perlu kembali lagi
ke kantor.
“Kamu
tunggu sebentar disini ya, tante nggak lama kok.”
Dijawab
Andre dengan anggukan. Dia lalu memilih duduk di salah satu sudut lobi hotel. Kulihat
dia mengeluarkan ponsel dari saku. Semoga dia nyaman ada di sana, harapku. Aku tahu
Andre tipe pemalu. Apalagi kalau berada di ruang publik. Dia kurang bisa
bergaul dengan orang-orang baru. Namun kalau sudah akrab, dia sebenarnya anak
yang ramah.
“Ting!” Pintu
lift terbuka. Aku keluar dan melangkah sepanjang koridor. Kucari nomor kamar
yang tadi dikirim ke ponselku.
Saat
kutemukan, kutekan tombol bergambar bel. Pintu pun terbuka. Muncullah seorang laki-laki
seumuranku. Tersenyum lebar dia saat melihatku. Dia adalah Reza, sahabatku di kampus
dulu. Dan kini adalah nasabah prioritas baruku.