Namaku
Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan
dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
Masuk
pintu Mall aku ambil ponsel. Kutekan sebuah nomor. Terdengar suara sapaan perempuan.
“Lu dimana, Nes?” Tanyaku.
“Gue
masih di kasir nih Dit. Lu duluan deh ke food
court ya, ntar gue nyusul.”
Maka aku
melangkah menuju lantai tiga. Aku lihat kedai makanan Jepang di pojokan. Di
sanalah aku berjanji bersua dengan Agnes, istri dari teman suamiku. Teman
suamiku itu bernama Fariz. Aku dan Agnes pertama berkenalan di sebuah klub
golf. Saat klub tersebut mengadakan acara grand
opening. Kebetulan kami sama-sama datang menemani suami.
Kalau
suami dan Fariz adalah rekan bisnis. Fariz memiliki kantor konsultan pajak. Suami
kerap mempercayakan audit keuangan perusahaan padanya. Beberapa kali mereka bekerja
sama dalam proyek yang sama, terutama untuk tender-tender pemerintah. Tentu ini
membuat aku dan Agnes kerap bertemu pula. Meski tidak begitu akrab.
Tujuan
aku bertemu dengan Agnes, adalah untuk membahas ide suami kami. Minggu yang lalu,
suamiku menyampaikan ide bertukar pasangan. Dia dengan Agnes, sementara aku
dengan Fariz. Ini bukan kali pertama terjadi. Kalian bisa baca ceritaku yang
berjudul ‘Nasabah Prioritas’. Aku katakan ke suami, tidak ada masalah dengan ide
itu. Fariz sesuai dengan kriteria standar ‘teman tidur’-ku. Namun, bagaimana
dengan Agnes? Sebagai sesama wanita, tentu aku harus mendengar pendapat dia
langsung.
Ternyata
Fariz sudah menyampaikan ide itu juga ke Agnes. Malah tadi siang dia mengirim
pesan singkat duluan. Mengajak bertemu sepulang kantor. Maka disinilah kini aku
berada.