Namaku
Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan
dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
“Manda,
lu ditanyain tuh ama penumpang di kabin bisnis.”
Amanda
yang sedang menyiapkan makanan di oven, sedikit kaget oleh kedatangan Karin.
“Siapa?”
“Biasa
Pak Evan. Fans nomor satu lu.”
Senyum
kecil tersungging di bibir Amanda. Ternyata dia memang gila. Buktinya sudah tiga
kali dia ikut penerbangan, di mana Amanda ada di dalamnya. Ini adalah kali
keempat, mereka ada di pesawat yang sama. Kali ini bahkan tidak main-main. Pak
Evan bahkan ikut di rute penerbangan internasional. Berarti sudah membuktikan
kesungguhan hatinya. Padahal, semula Amanda hanya berniat untuk mengujinya
saja.
“Biar gue
deh yang nganter selimutnya Pak Evan.”
“Sip, asal ongkos tutup mulutnya jangan
lupa.” Karin mengerling.
Lagi Amanda
tersenyum. Tugas melayani penumpang kelas bisnis pun bertukar. Sejak pelatihan
Amanda dan Karin sudah bersahabat dekat. Mereka juga kerap kompak dalam
menyiasati senior. Keduanya juga kompak dalam melakukan flirting-flirting nakal, baik kepada petinggi maskapai maupun
penumpang elit. Semata demi kelangsungan karier. Sudah menjadi rahasia umumlah
di dunia penerbangan. Termasuk kepada Pak Evan, tentunya. Ternyata bapak paruh
baya yang satu itu lebih merespon Amanda. Karin pun resmi kalah bersaing.
Melangkah
Amanda memasuki kabin kelas bisnis. Di dalam cuma ada lima penumpang. Maklum
penerbangan terakhir. Empat orang sudah terlelap. Hanya tinggal Pak Evan yang
terlihat masih membaca buku.