Namaku
Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan
dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
Aku
keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk. Kudapati suami masih duduk di
ranjang, masih dengan ekspresi manyun.
Persis seperti saat aku tinggal mandi tadi. Masih tetap telanjang dada, hanya
memakai boxer. Aku tersenyum
melihatnya. Kudekati dan duduk disampingnya.
“Udah
dong ngambeknya...” Kuelus rambut suami.
“Ayah itu
ada-ada aja deh. Masa weekend gini
kamu diajak kerja sih.”
Kembali
aku tersenyum. Kali ini aku kecup pipinya.
Suamiku lagi
sebel sama ayahnya. Soalnya kemarin malam ayah mertuaku menelpon. Minta aku temani
bertemu klien penting. Dia minta aku jadi ‘konsultan’, kerena aku punya pengalaman
soal negosiasi. Sebagai menantu yang baik tentu aku setujui. Sebelumnya aku sudah
minta ijin sama suami. Malahan ayah mertua aku suruh bicara langsung dengan
suami. Dengan berat hati suami ikut menyetujui. Padahal rencananya hari ini aku
dan suami mau ‘bikin anak’. Mumpung si kecil ada acara di sekolah, jadi habis nganter bisa ‘ena-ena’ seharian. Buyar deh rencana itu.
Masih kuelusi
rambut suami. “Ntar malem kan masih bisa,” berusaha aku menghibur dirinya.
“Quicky bentar yuk, Ma. Buat ngilangin
kesel.”
Lagi aku
tersenyum. Gini deh kalau manja suami kumat. Terpaksa aku iyakan, soalnya tidak
mau meninggalkan suami dalam kondisi dongkol. Lagian masih ada waktu, meski
sangat sempit.