Namaku
Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan
dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
“Terima
kasih Bu Dita.”
“Terima
kasih Pak Pramono.”
“Senang
bisa berbisnis dengan anda.”
Satu persatu
para klien menyalami kami berdua. Kesepatan telah tercapai. Satu lagi rekan
kerja Pak Pram yang tanda tangan kontrak dengan bank tempatku bekerja. Nilainya
pun juga lumayan besar. Cukup untuk menutupi target, yang artinya sampai akhir
bulan tugasku jadi ringan.
“Denger-denger
kamu mau keluar kota ya, Dit?”
Pak Pram
berdiri di sampingku, sementara aku merapikan berkas-berkas.
“Iya Om.
Besok siang berangkatnya.”
“Acara
apa sih?”
“Persiapan
buat kegiatan gathering nasional, Om.”
“Lama
dong?”
“Nggak
juga sih. Acaranya cuma tiga hari, persiapannya aja yang mungkin semingguan.”
“Kamu
berangkat sendiri?”
“Bertiga
dulu, ntar rombongan yang lain nyusul lusa.”
Klien
prioritasku itu lalu melangkah mendekat. Selanjutnya, dengan nakal dia daratkan
tangan di pantat. Kurasakan kemudian tangan itu mulai mengelus-elus pelan. Aku
biarkan saja. Toh dalam ruangan kini hanya
tinggal kami berdua.