Namaku
Dita. Ini adalah coretan isengku. Sekedar berbagi memori. Suka silakan
dinikmati, tidak suka jangan diambil hati.
***
Desahan
Pak Pram memenuhi ruangan. Dia memang tidak berniat menahannya. Berbeda halnya
denganku. Kugigit bibir agar desahanku tidak keluar. Tapi, tetap saja beberapa
kali keceplosan. Terutama saat dia menghujamkan penisnya terlalu keras. Iya,
kami memang sedang bersetubuh.
Posisiku
berdiri membelakangi Pak Pram. Pantatku yang sedikit menungging dipakainya
sebagai tumpuan. Aku sendiri memakai meja rapat sebagai pegangan. Terasa sekali
gelora semangat Pak Pram saat menyetubuhiku. Kami memang sudah lama tidak
melakukannya. Sudah hampir enam bulan, sejak terakhir kami bertemu di sebuah
hotel.
“Aahh..
Aahh.. Aahh..”
Pakaian
kami seluruhnya masih menempel dibadan. Pakaian bawah saja yang diturunkan,
guna memberi akses kelamin kami bertemu. Tiga kancing blusku terbuka. Namun,
itu tidak membuat seluruh tubuh atasku terlihat. Hanya agar tangan Pak Pram bisa
mudah meremas payudaraku. Remasan yang membuat bra-ku tidak lagi diposisinya.
Meeting hari itu
berjalan sukses. Proposal yang kuajukan ditanda-tangani rekan kerja Pak Pram.
Pembicaraan sempat berjalan alot. Draft
kontrak sampai harus berkali-kali direvisi. Akhirnya negosiasi bisa ditutup,
membuatku lega. Pak Pram langsung meminta ‘jatah’-nya. Kuakui peran Pak Pram
sangatlah besar. Tentu tidak keberatan aku melayaninya. Namun, ajakan buka
kamar hari itu terpaksa kutolak. Sore itu aku harus mengejar pesawat. Aku harus
menyusul suami dan anakku keluar kota. Kami ada rencana liburan. Mumpung tanggal
merah berbaris diakhir pekan.